Politikal – Harga emas Antam Logam Mulia kembali bergerak fluktuatif setelah menembus rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan harga emas ini berdampak pada biaya pembelian yang semakin tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Mengutip data PT Antam Tbk melalui laman logammulia.com, Kamis (18/9) pukul 08.30 WIB, harga emas satuan 1 gram di butik LM Graha Dipta Pulo Gadung, Jakarta, tercatat Rp2.098.000 per batang, turun Rp17.000 dibanding sehari sebelumnya.
Sehari sebelumnya, Selasa (17/9), harga emas Antam sempat menorehkan rekor baru di level Rp2,155 juta per gram. Jika dihitung sejak akhir 2024, harga emas Antam telah naik sekitar 37 persen.
Kenaikan tersebut mencerminkan minat investasi yang terus menguat, meski mahal atau murahnya harga emas tetap relatif bila dilihat dari daya beli, inflasi, kurs rupiah, maupun harga emas internasional.
Hingga Kamis (18/9) pukul 09.00 WIB, rupiah melemah 2,49 persen sepanjang 2025 dan berada di posisi Rp16.490 per dolar AS. Melemahnya kurs rupiah dinilai memperkuat alasan kenaikan harga emas.
Faktor inflasi juga ikut berpengaruh. Data Agustus 2025 mencatat inflasi Indonesia sebesar 2,31 persen, terutama didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan kenaikan 3,99 persen.
Kenaikan harga emas Antam sejalan dengan tren global. Harga emas dunia (XAU) sepanjang 2025 telah melompat 40 persen hingga diperdagangkan di level US$3.669,90 per troy ons pada Kamis (18/9).
Pengamat menilai harga emas bisa dianggap terlalu mahal apabila lonjakan terjadi semata-mata karena spekulasi, sementara permintaan riil stagnan atau selisih harga emas Antam dengan emas dunia melebar signifikan.
